Merasakan Keharmonisan Makasar

Oleh :  Rahmat Hidayat

Perhelatan Kongres Ikatan Guru Indonesia (IGI) ke 2 usai sudah dilaksanakan terpilih menjadi Ketua Umum Daeng Ramli (Muhammad Ramli Rahim) selamat Daeng selamat bekerja menerima amanah. Semua rasa hadir disana persaudaraan, kekeluargaan hadir lewat guru saudara, pertikaian berujung haru jadi persatuan muncul juga disana. Semua itu muncul karena ikatan yang kuat dan semakin kuat dari guru guru se Indonesia dan semua merasakan itu. Ketika kongres adu ide, gagasan dan saling mempertahankan pendapat muncul dengan berbagai gaya dan cara masing masing tiap daerah menyampaikannya. Seleseai kongres berubah jadi canda tawa di meja makan sambil santap hidangan yang disajikan.
Rasa lain juga hadir dalam perjalanan yang dilakukan oleh kami rasa lain yang kami rasakan bukan saja sebagai konsumen merasakan customer satisfaction bahkan menjadi beyond ekspetation. Ya rasa hadir lewat pa landike seorang sopir taksi yang menemani perjalanan kami dan beliau lebih senang disebut Mister Lan. Seolah sudah bertemu lama kami bercanda dengan renyahnya dalam perjalanan Maksasar, Gowa dan dilanjutkan menuju Maros, setengah hari bersama rasanya luar biasa dimulai dengan sholat shubuh berjamaah di mesjid terapung di pantai losari Makasar kemudian Mister Lan mengajak kami mengajak kami ke makam Syeh Yusuf di Gowa kemudian berlanjut ke mesjid tertua di Makasar yang dibangun di awal abad ke 16 tepatnya tahun 1603. Perjalanan kami di gowa di akhiri di makam raja hebat makasar Sultan Hasanudin, raja yang meninggal di usia sangat muda ini wafat pada usia 41 tahun sebuah prestasi luarbiasa yang ditorehkan oleh seorang anak muda di jamannya sultan yang bernama asli Malombasi Daeng Mattawang Karaeng Bontomangape Mohammad Bakir Tumenanga Riballa Pangkana. Karaeng Sultan Hasanuddin kami teruskan jejak mu 
Perjalanan berikutnya kembali ke Makasar setelah singgah sebelumnya makan Coto Makasar dan Conro nya di Jalan Gagak, lidah ini terasa dimanjakan dengan rasa kuah coto Makasar yang gurih dan empuk dagingnya lahap kami makan sampai tak terasa ketupat yang kami makan lebih dari tiga. Dengan perut terasa kenyang perjalanan kami lanjutkan menuju benteng Fort Roterdam terbayang rasanya pada waktu itu bagaimana tentara belanda ingin merebut kembali daerah makasar datang dari lautan. Pejuang kemerdekaan dengan gigihnya mempertahankan bumi Pinisi dari gempuran tentara penjajah. Romantika perjuangan di kota makasar diakhiri di makam Sultan Abdul Hamid Herucokrol Kabiril yang lebih kita kenal dengan sebutan Pangeran Dipenogoro Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan yang wafat di makasar tahun 1855 karena dibuang dari Jawa oleh Belanda dan dimakamkan di makasar.
Selanjutnya bersama Mister Lan perjalanan panjang kami lanjutkan menuju Maros hampir satu jam setengah perjalanan kami lakukan lewat jalan tol orang terkaya di makasar perjalanan ini kami lakukan setelah berlanjut dengan jalan biasa menuju Taman Wisata Alam Bantimurung. Taman Wisata yang dikelola pemerintah daerah Maros berisi banyak sekali objek wisata yaitu penangkaran kupu kupu, air terjun, goa goa alam, danau, museum dan sungai sungai alami pedesaan yang rasanya dapat menghilangkan penat selama kegiatan kongres, mini simposium dan seminar tapi itu semua tak dapat kami rasakan semuanya karena waktu kepulangan telah tiba pesawat telah menanti kami untuk segera pulang. Setelah berburu oleh oleh hiasan kupu kupu yang sudah mati dengan berat hati kami pulang dari Bantimurung. Kembali ke taksi mister Lan mengajak kembali pulang ke bandara Hasanudin berjuang dengan kemacetan perjalanan akhirnya berakhir di bandara. 
Luarbiasa makasar dan lebih luarbiasa keramahan dan kejujuran saudara kami disana diwakili oleh mister Lan sosok orang makasar terwakili sudah ramah, sopan, jujur, memberi pelayanan luarbiasa. Terimakasih Daeng Landike terimakasih saudara saudara dimakasar.